- Menyimpan data perlu dilakukan secara aman untuk menghindari penyalahgunaan data oleh orang satu fungsi utama komputer-selain fungsi input, processing, dan output-terdapat fungsi storage. Menurut Sumber Belajar Kemendikbud, storage adalah fungsi komputer sebagai tempat penyimpan informasi. Informasi tersebut dapat berupa data pengguna maupun data atau laptop memiliki dua jenis memori, yaitu memori internal dan memori eksternal. Keduanya memiliki perbedaan mendasar terkait apa saja yang bisa disimpan dan sifat penyimpanannya. Memori Internal Pada memori internal-atau disebut pula memori utama-dipakai untuk menyimpan data atau program. Data disimpan dari peranti input sampai data dikirim ke arithmetic and logic unit ALU untuk diproses. Memori ini juga menyimpan hasil pemrosesan ALU sebelum diteruskan ke peranti internal dibagi menjadi read only memory ROM dan random access memory ROM. ROM sering disebut BIOS yang merupakan memori untuk menyimpan program utama suatu sistem dan instruksi di dalamnya dijalankan oleh mikroprosesor saat dihidupkan. Sifat ROM adalah non-volatile atau data yang disimpan tidak mudah hilang saat catu daya dimatikanROM hanya bisa dibaca. Memori ini tidak dapat ditulis secara dengan RAM, jenis memori internal ini akan menyimpan data selama masih ada aliran catu daya. Begitu catu daya dimatikan, maka data yang tersimpan hilang. Oleh sebab itu, sifat dari RAM adalah volatile atau data mudah menghilang. Memori Eksternal Untuk menyimpan data dengan aman pada komputer atau laptop, diperlukan media penyimpanan eksternal. Memori eksternal adalah memori tambahan yang digunakan untuk menyimpan data atau program. Memori ini melakukan operasi penulisan, pembacaan, dan penyimpanan data di luar memori dari memori eksternal cukup banyak. Misalnya, harddisk, floppy disk, zip drive, flash disk, CD, hingga DVD. Kapasitas memori eksternal saat ini sudah menembus satuan terabyte TB dan sudah berkembang pula penyimpanan secara online dengan cloud Menyimpan dan Mengamankan Data Menyimpan hasil pekerjaan ke dalam media penyimpanan sebaiknya dilakukan secara aman. Tujuannya agar data tersebut tidak hilang jika sewaktu-waktu terjadi masalah pada media ini ragam media penyimpanan cukup banyak dan cukup disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak disarankan menyimpan data penting pada drive seperti drive C tempat terinstallnya sistem operasi, agar tidak hilang jika software sistem operasi penyimpanan yang tepat untuk menyimpan data adalah memori eksternal. Mengutip modul Dunia di Ujung Jari Kemdikbud, 2020, berikut cara menyimpan data yang aman1. Pastikan media penyimpanan diletakkan pada tempat yang aman. Dengan begitu data tidak mudah dijangkau oleh orang lain dan Hindari menyimpan data di folder My Document. Folder ini ada di drive C. Jika software sistem operasi rusak, data yang tersimpan di folder ini akan hilang sewaktu dilakukan penginstalan Pisahkan antara file penting dengan file biasa. Hal ini untuk mengamankan data agar terhindar dari penghapusan yang tidak Hindari menyimpan menggunakan sistem folder Sembunyikan file untuk berkas yang bersifat Pada data penting dapat disimpan dalam bentuk Rar atau Zip yang dilengkapi Lakukan penguncian drive memakai Bitlocker bila diperlukan. Untuk membuka drive memerlukan password yang hanya diketahui diri Berikan password pada Windows. Cara ini untuk melakukan pencegahan data dan program dibuka orang Hapus history setelah selesai membuka file agar jejak digital di komputer tidak dapat dilacak orang lain yang memakai komputer sama. - Pendidikan Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Ibnu Azis
1104-2017 19:09. Kaskus Maniac Posts: 6,890. #1. Bisa aja, gak ngaruh gan, lebih baik pas instalasi ente pilih advance dan arahkan install di partisi lain (mis: drive D. Kalau langsung dipindah juga bisa dan gak masalah, cuma ente harus ganti referensi iconya untuk launch program dari tempat baru. uletbulu578 dan deipta memberi reputasi. Media penyimpanan adalah hal yang penting saat membeli perangkat elektronik, seperti laptop dan komputer. Apabila penyimpanan internal penuh, setidaknya masih bisa gunakan penyimpanan eksternal untuk menyimpan dokumen penting. Terdapat dua jenis penyimpanan eksternal yang familiar, yaitu SSD dan hardisk. Namun, saat ini kebanyakan masyarakat lebih menyukai SSD. Kira-kira kenapa? Memangnya apa perbedaan kedua jenis penyimpanan ini? Yuk, simak dalam penjelasan berikut ini! Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik! Apa Itu SSD? SSD atau Solid State Drive merupakan perangkat yang dirancang untuk menyimpan data menggunakan serangkaiaan IC. Di dalamnya ditanamkan suatu chip sebagai media penyimpanan guna menulis maupun membaca suatu data. SSD bisa dikatakan sebagai perangkat penyimpanan yang jauh lebih canggih dibandingkan USB drive. Komponen yang ada di dalam SSD juga tidak bergerak, sehingga kemampuan kerjanya lebih cepat dan tingkat kerusakannya lebih kecil. Apa Itu Hardisk? Hardisk merupakan perangkat keras hardware yang juga berfungsi sebagai media penyimpanan pada sebuah PC, laptop, maupun komputer. Drive C, D, dan E merupakan tiga komponen penyimpanan yang mewakili hard drive suatu perangkat keras. Karakteristik fisik dan teknis suatu hardisk ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah besar tidaknya ruang penyimpanan, kecepatan transfer suatu data, dan berapa banyak memori yang digunakan untuk menyimpan suatu data. Perbedaan SSD dan Hardisk 1. Komponen yang Terdapat di Dalamnya Hardisk atau HDD memiliki bagian mekanik yang terdiri atas piringan, lengan, dan motor yang terhubung langsung ke piringan. Sedangkan SSD tidak memiliki ketiga bagian seperti yang ada pada hardisk karena komponen utamanya terdiri atas IC Integrated Circuit, chip, dan kapasitor sebagai media penyimpanan. 2. Memiliki Cara Kerja yang Berbeda Sistem kerja pada hardisk menggabungkan antara sistem mekanik dan elektrik untuk mengolah data. Piringan yang menjadi bagian mekanik hardisk akan diputar oleh motor dan ujung lengan menggunakan komponen elektronik guna memudahkan aktivitas menulis maupun membaca suatu data. Sedangkan SSD hanya mengandalkan sistem elektrik saja, jadi tidak ada satu bagian pun yang bergerak selama proses menulis maupun membaca data. Layaknya proses pembacaan data dari flashdisk maupun RAM, kira-kira seperti itulah cara kerja SSD yang sebenarnya. Baca Juga Ingin Berkecimpung di Bidang Teknologi Informasi, ini Jenis Pekerjaan yang Menjanjikan 3. Tingkat Kemampuan Membaca Maupun Menulis Data Berbicara tentang kecepatan kerja, SSD lebih bisa diunggulkan karena semuanya mengandalkan sistem elektrik. Tingkat kecepatan SSD 8 kali lebih cepat dibandingkan hardisk. Tak heran kalau kebanyakan pengguna komputer atau laptop saat ini beralih ke SSD. Dengan kinerjanya yang cepat, maka pemrosesan data menjadi lebih efektif dan efisien. Pengguna tidak perlu menunggu terlalu lama agar data-datanya siap digunakan untuk keperluan masing-masing. 4. Berat Masing-masing Komponen yang ada pada setiap perangkat penyimpanan sangat mempengaruhi berat masing-masing. Mengingat komponen di dalam hardisk adalah komponen bergerak, maka ukurannya jauh lebih besar, begitu pula dengan beratnya. Sedangkan ukuran SSD saat ini sudah disusutkan menjadi sebesar 2,5 inch saja. Dengan ukuran segini, beratnya tentu lebih ringan dam pas bila disematkan pada laptop. 5. Fragmentasi yang Berbeda Fragmentasi merupakan pemencaran data-data yang disimpan dalam hardisk yang disebabkan karena penuhnya hardisk. Data yang awalnya tersusun secara rapi dan beraturan akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Perubahan inilah yang menyebabkan kinerja hardisk menjadi lambat secara perlahan. Untuk memulihkan kinerja hardisk yang melambat, perlu dilakukan yang namanya defragmentasi. Berbeda dengan SSD yang tidak akan mengalami fragmentasi karena penyimpanannya sudah menggunakan chip flash. Baca Juga Teknologi RFID Berikut Cara Kerjanya di e-KTP dan Uang Elektronik 6. Efek yang Mungkin Timbul dari Penggunaan Keduanya Penerapan teknologi yang berbeda sudah pasti menimbulkan efek samping yang berbeda pula terhadap kedua jenis perangkat penyimpanan ini. Penggunaan hardisk biasanya menimbulkan suara berisik sebagai akibat dari kinerja sistem mekanik di dalam komponen HDD. Sedangkan pada SSD, suara tersebut lebih halus dan pelan. Hal yang tak kalah penting adalah SSD tidak mudah panas, sehingga ketahanan dan keawetannya lebih bagus dibandingkan HDD. 7. Harga yang juga Berbeda Mengingat teknologi yang disematkan pada SSD lebih canggih, sangat wajar apabila harganya lebih mahal dibandingkan HDD. Harga SSD berada di kisaran Rp 900 ribuan hingga Rp 5 jutaan. Harga ini disesuaikan dengan besarnya kapasitas penyimpanan dan spesifikasi dari SSD itu sendiri. Jadi, Mana yang Lebih Bagus? Keduanya sebenarnya sama-sama bagus, tergantung budget dan kebutuhan masing-masing. Jika kamu menginginkan perangkat penyimpanan data yang lebih canggih, ringkas, dan mampu bekerja dengan cepat, maka SSD ini sangatlah direkomendasikan. Apalagi dengan penggunaan SSD, kinerja booting dari laptop yang digunakan jauh lebih cepat, pencarian file lebih enteng, dan file dapat disimpan dengan aman serta teratur. Baca Juga Begini Cara Hemat Anggaran Usaha dengan Menggunakan Teknologi Jawaban Semuanya baik, gabungannya lebih sempurna. Perangkat keras fisik (HDD/ SSD) Eksternal, kelebihannya: 1. Lebih aman dari ancaman online 2. Tidak perlu biaya bulanan/ tahunan 3. Dapat anda buka tanpa internet Perangkat keras fisik (HDD/ SSD) Eksternal, kekurangan: 1. Dapat dicuri pencurKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di zaman canggih ini, aset kebanyakan orang adalah dalam bentuk data digital, setuju? Manusia zaman sekarang tidak lagi perlu ingat/hafal semua hal, tinggal klik saja, nanti data akan muncul, yang penting memahami konsep untuk pernahkah anda kehilangan data? Data apakah itu? Penting gak? Merasa sayang gak? Apakah anda mengikhlaskannya? Bagaimana anda mencegah kehilangan data?Pengalaman Kehilangan Data Iya, aku punya beberapa pengalaman kehilangan data. Kisah pertama ini sering terjadi saat aku masih kuliah, yaitu saat terkadang perlu mencetak print laporan praktikum yang dikerjakan. Laporan pribadi atau bila saat kebagian mengedit laporan kelompok, biasanya dikerjakan dulu di laptop, lalu karena belum memiliki printer, maka biasanya nge-print di berbagai toko alat tulis yang ada di sepanjang jalan sekitar kampus. Setelah selesai mengerjakan, data disalin ke flashdisk. Kemudian, dicolok ke komputer yang terhubung printer. Terkadang saat tidak beruntung, bisa tercolok pada komputer yang tercemar virus. Alhasil, data dalam flashdisk bisa hilang semua dalam laporan tersebut harus segera dicetak untuk dikumpulkan hari itu. Apalagi terkadang, aku baru mencetak saat beberapa menit menjelang waktu masuk kuliah atau pengumpulan tugas maklum, ini salah satu kebiasaan mahasiswa yang dikejar tugas kuliah.Agar dapat memperoleh data tersebut lagi, aku perlu kembali secepatnya ke kos, nyalain laptop, salin lagi file tersebut ke flashdisk yang sudah di format ulang, lalu colokan flashdisk ke komputer tempat print yang semoga aman. Penting banget kan?Pengalaman berikutnya, adalah saat aku mengganti laptop yang sudah dipakai selama hampir enam tahun dengan laptop yang baru dibeli. Dalam laptop lama, hard disk dibagi menjadi tiga partisi. Pertama, Local Disk C berisi program, My Documents yang terdiri dari berbagai naskah-naskah setengah jadi, Downloads, Music, Pictures, dan Videos yang berisi berbagai file, musik, gambar, dan video hasil unduh dari berbagai sumber yang ingin disimpan karena berisi informasi-informasi bermanfaat, maupun karena untuk dinikmati saat santai. Selanjutnya, Disk D dan E berturut-turut menampung hal-hal yang bersifat rekreatif dan membeli laptop baru, aku meminta pihak toko elektronik untuk menyalin semua data dalam laptop lamaku ke laptop baru karena laptop lamaku akan dijual kepadanya. Kemudian, pihak toko elektronik mencopot hard disk laptop lama agar aku bawa pulang untuk menyalin data yang cukup banyak ke dalam laptop baru ku. Akan tetapi, pihak toko memesan bahwa data dalam Local Disk C perlu ada perlakuan khusus, sehingga aku perlu balik lagi ke tokonya untuk menyalin data dalam Local Disk C.Keesokan harinya, aku kembali ke toko dengan membawa laptop baru dan hard disk laptop lama. Pihak toko memintaku untuk meninggalkannya beberapa jam. Akan tetapi, beberapa jam kemudian, saat aku kembali, aku dikejutkan dengan suatu informasi bahwa semua data di Local Disk C tidak terselamatkan. 1 2 3 Lihat Inovasi Selengkapnya
Flashdisklebih berfungsi untuk memindahkan suatu file dari satu perangkat ke perangkat lain secara efektif. Jika semakin sering kamu melakukan hal semacam itu, alhasil daya tahan flashdisk akan terus menurun. Menurut teori dari flash bay, sebetulnya flashdisk dapat menyimpan data sampai 80 tahun jika tidak digunakan lagi dan berada di area Saat kalian menggunakan komputer desktop atau laptop dengan OS Windows 10 misalnya, pasti paham dengan label "Local disk C", "Local disk D", "Local disk E", dan seterusnya. Itu semua adalah penanda partisi pada perangkat penyimpanan atau storage. Seperti yang kalian tahu, hard disk atau SSD Solid State Drive adalah salah satu perangkat yang menyimpan semua data atau file dalam sistem komputer storage. Partisi merupakan mekanisme pembagian kapasitas penyimpanan hard disk atau SSD untuk tujuan tertentu. Manfaat/kelebihan partisi pada hard disk atau SSDMengapa media penyimpanan seperti hard disk/SSD harus dibuat partisi ? Berikut ini alasan yang perlu kalian tahu Hard disk/SSD harus dipartisi dengan tujuan memisahkan data/file-file milik sistem dan file milik pengguna. Pada sistem komputer modern, media penyimpanan sekunder berperan sebagai mekanisme booting utama atau lokasi sistem operasi. Jika sistem operasi mengalami kendala dan storage tidak dipartisi, tentu akan beresiko pada data milik pengguna. Sebaliknya, data dalam partisi yang berbeda tidak akan terlalu beresiko meski sistem tidak dapat bekerja dengan normal. Efisiensi penggunaan serta memudahkan manajemen file/data. Partisi storage akan memudahkan kalian untuk menyimpan dan mengatur banyak data dalam komputer. Misalnya, partisi C untuk sistem operasi, partisi D untuk data pribadi, dan sebagainya. Apalagi jika kalian menggunakan dua sistem operasi yang berbeda dalam satu komputer. Karena penggunaannya lebih efisien, maka akses pada hard disk/SSD bisa lebih optimal. Hal ini tentu akan meningkatkan kinerja komputer serta produktifitas kerja. Partisi juga akan memudahkan saat proses perawatan seperti pemerikasaan dan diagnosa hard disk/SSD. Kekurangan partisi khususnya pada hard diskTapi kalian juga perlu memperhatikan jika partisi hard disk juga memiliki resiko, diantaranya Hard disk bekerja dengan sistem mekanik. Saat mengakses beberapa partisi sekaligus, akan menimbulkan "gap" dalam partisi tersebut. Hal ini disebabkan karena proses penulisan data pada beberapa disk platter secara bersamaan Gap tersebut dapat mengakibatkan posisi data menjadi terpencar atau tidak berdekatan. Inilah yang disebut dengan fragmen atau pecahan file. Saat file tersebut diakses, akan membutuhkan waktu karena harus mencarinya di banyak lokasi. Oleh karena itu, setiap partisi hard disk harus rutin dilakukan defragmentasi. Setiap partisi hard disk membutuhkan pengaturan yang berbeda. Tentu sistem operasi harus terus menjaga agar semua partisi tidak mengalami kendala. Jika partisi atau data yang diakses cukup banyak, bukan tidak mungkin akan memberatkan kinerja hard disk. Data yang tersimpan dalam partisi hard disk/SSD diatur melalui struktur yang dinamakan file system. Saat membuat partisi baru, kalian harus melakukan format pada partisi tersebut dengan mengatur file system tertentu sebelum bisa digunakan untuk menyimpan partisi hanya boleh menggunakan satu file system. Jika ingin menggunakan file system lain, harus melakukan format partisi ulang dengan resiko data dalam partisi akan hilang. Kalian juga hanya dapat menggunakan file system yang telah didukung oleh sistem operasi tersebut. Meski begitu, kalian dapat menggunakan beberapa file system yang berbeda dalam satu hard disk/SSD. Jenis dan perbedaan partisi pada hard disk atau SSDCredit komputer modern, ada tiga jenis partisi yang umumnya digunakan oleh penggunaPrimary partitionMerupakan jenis partisi utama atau primer dalam perangkat penyimpanan. Jenis partisi ini paling banyak digunakan terutama oleh sistem operasi. Sistem operasi Windows modern seri NT dan yang lebih baru bahkan mengharuskan lokasi boot berada pada partisi untuk penempatan file sistem operasi, jenis partisi ini juga dapat digunakan untuk menyimpan data pengguna. Extended partitionBerbeda dengan partisi primer, jenis partisi ini justru tidak bisa untuk menyimpan data. Jumlah maksimal partisi ini yang diperbolehkan hanya satu dalam sebuah hard disk/SSD. Lalu, bagaimana cara menggunakan jenis partisi ini ? Kalian bisa memecah jenis partisi ini menjadi banyak partisi logical. Logical partitionJenis partisi ini merupakan bagian dari partisi extended. Untuk membuat partisi ini, kalian terlebih dahulu harus membuat partisi extended kemudian membaginya dalam beberapa partisi logik. Dari sisi fungsinya, partisi ini tidak jauh berbeda dengan partisi Extended maupun Logical, keduanya hanya tersedia pada sistem dengan platform BIOS tradisional. Sedangkan pada komputer dengan mode UEFI sudah tidak lagi menggunakannya alias hanya ada jenis partisi primer System PartitionPartisi Sistem EFI EFI System Partition adalah partisi khusus pada hard drive atau solid-state drive SSD yang digunakan oleh komputer modern sebagai mekanisme booting. Partisi ini menyimpan berbagai informasi penting yang diperlukan oleh sistem operasi dan firmware komputer untuk memulai proses booting dengan komputer dengan platform BIOS Basic Input/Output System, partisi boot yang digunakan adalah Master Boot Record MBR. Namun pada platform EFI Extensible Firmware Interface atau yang lebih dikenal sebagai UEFI Unified EFI, Partisi Sistem EFI menggantikan peran menyediakan antarmuka yang lebih modern, fleksibel, dan aman untuk menginisialisasi dan memulai sistem operasi. Salah satu keunggulan utama Partisi Sistem EFI adalah kemampuannya dalam mendukung booting dari storage yang lebih besar dari 2TB. Hal ini yang menjadi keterbatasan MBR itu, EFI juga menyediakan keamanan yang lebih baik dengan menggunakan Secure Boot, yang memverifikasi integritas kode boot dan memastikan bahwa hanya perangkat lunak yang ditandatangani yang dijalankan saat hanya itu, Partisi Sistem EFI juga mendukung banyak sistem operasi secara bersamaan melalui konsep yang dikenal sebagai Boot Manager. Dengan Boot Manager, kalian dapat memilih sistem operasi yang ingin kalian jalankan saat booting, sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menggunakan perangkat praktiknya, Partisi Sistem EFI sering kali terlihat sebagai partisi FAT32 kecil yang berlabel "EFI" di hard drive atau SSD kalian. Meskipun ukurannya kecil, penting untuk menjaga partisi ini. Jangan pernah menghapus atau mengubah isi partisi ini kecuali kalian memiliki pemahaman yang mendalam tentang PartitionRecovery Partition, atau partisi pemulihan, adalah partisi penyimpanan sistem operasi Windows yang juga hanya tersedia pada. Partisi ini berperan dalam menyediakan solusi pemulihan yang cepat dan efisien jika terjadi masalah pada satu manfaat utama dari Recovery Partition adalah kemampuannya untuk mengembalikan sistem ke kondisi semula tanpa perlu menginstal ulang seluruh sistem operasi. Ketika kalian menghadapi masalah seperti crash sistem, serangan malware, atau kerusakan pada sistem, Recovery Partition menjadi penyelamat yang siap membantu memperbaiki masalah pemulihan ini menyimpan file dan program pemulihan yang diperlukan untuk mengembalikan sistem. Saat kalian memulai proses pemulihan, Recovery Partition akan mengarahkan kalian ke antarmuka yang ramah pengguna, di mana kalian dapat memilih opsi pemulihan yang lain dari Recovery Partition adalah efisiensi dan kecepatannya. Dibandingkan dengan metode pemulihan tradisional yang melibatkan penggunaan media eksternal seperti DVD instalasi, Recovery Partition memungkinkan kalian untuk melakukan pemulihan langsung dari komputer kalian sendiri. Hal ini menghemat waktu dan tenaga yang diperlukan untuk mencari dan menggunakan media itu, Recovery Partition juga dapat membantu kalian dalam mengoptimalkan ruang penyimpanan. Dalam beberapa kasus, partisi pemulihan dapat mengurangi kebutuhan kalian untuk melakukan cadangan data secara terpisah, karena file pemulihan tersimpan di dalam partisi memastikan partisi pemulihan berfungsi dengan baik, penting bagi kalian untuk menjaga keutuhan Recovery Partition. Hindari menghapus atau mengubah file yang ada di dalam partisi ini, kecuali jika kalian benar-benar paham dan yakin akan ini cara melihat jenis partisi hard disk atau SSD dalam komputer Tekan tombol Win+R untuk membuka kotak dialog Run Ketik Klik tombol OK atau Enter Dalam jendela Disk Management akan terlihat daftar partisi, jenis partisi, kapasitas, file system yang digunakan, hingga susunan partisi. Cara membuat partisi hardisk atau SSD tanpa kehilangan data pentingPeringatan Membuat partisi pada hard disk, SSD, atau perangkat penyimpanan lainnya dapat beresiko kehilangan data. Jika kalian memutuskan untuk melakukan hal tersebut, maka resiko ditanggung kalian sendiriCara ini mungkin perlu perhatian khusus. Jika salah melakukan langkah dapat mengakibatkan kerusakan atau kehilangan data penting. Memang beresiko namun membuat partisi baru tanpa harus kehilangan/menghapus data penting bukan mustahil untuk dilakukan. Pembuatan partisi baru kali ini sebetulnya dengan cara memecah partisi yang sudah ada shrink. Partisi yang akan dipecah adalah partisi yang jumlah datanya belum terlalu banyak atau masih tersedia ruang kapasitas kosong yang masih luas. "Pecahan" kosong itulah yang akan dijadikan partisi yang perlu diperhatikan sebelum membuat partisi "pecahan"/shrink volumePastikan partisi masih tersedia ruang kapasitas kosong yang masih luasPartisi yang akan dipecah wajib menggunakan file system NTFSSebaiknya, tidak menggunakan partisi C karena merupakan partisi untuk file sistem operasiSistem operasi Windows 10 menyediakan aplikasi untuk mengatur penggunaan perangkat penyimpanan hard disk atau SSD. Namanya Disk Management. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengaturan termasuk pembuatan partisi. Langkah-langkah shrink volume partisi hard disk/SSD pada Windows 10Buka aplikasi Disk Management. Tekan tombol Win + X atau klik kanan ikon menu Start pada Windows 10 lalu pilih opsi Disk ManagementPilih baris Disk yang diinginkanPeriksa kolom Capacity, Free Space, dan % FreeCari partisi yang masih tersedia ruang kosong % Free setidaknya minimal 60 % dari total kapasitas partisi tersebutKlik kanan lalu pilih Shrink volumePada bagian Enter the amount of space to shrink, tentukan kapasitas partisi dalam satuan Mega Byte yang akan dibuat. Jika sudah, klik tombol ShrinkTunggu proses pembuatan partisi selesaiUlangi jika memang perlu membuat partisi baru lagiNanti, akan muncul partisi baru namun masih memiliki label warna hitam Unallocated. Agar partisi dapat digunakan, maka harus diformat. Berikut ini langkah-langkah melakukan format partisi hard disk/SSD baruMasih dalam aplikasi Disk Management, pilih baris partisi baru dengan label warna hitam Unallocated yang sudah dibuat sebelumnya hasil shrinkKlik kanan lalu pilih New simple volumeKlik tombol NextPada bagian Simple volume size, tentukan kapasitas partisi dalam satuan Mega Byte yang akan dibuat. Jika sudah, klik tombol NextPada bagian Assign the following drive letter, pilih huruf abjad penanda partisi tersebut. Disarankan memilih selain huruf A dan B. Jika sudah, klik tombol NextPastikan pilih Format this volume....Pada File System, pilih NTFSJangan lupa beri tanda centang pada Perform quick format. Jika sudah, klik tombol NextKlik Next dan tunggu proses pembuatan partisi selesaiPartisi baru akan muncul dan bisa dilihat lewat File Explorer. Perlu diketahui, jumlah partisi yang bisa dibuat tergantung kapasitas penyimpanan tersebut. Semakin besar kapasitas partisi, tentu semakin sedikit jumlah partisi yang bisa kapasitas atau jumlah partisi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kalian bekerja dengan file data yang berukuran besar, sebaiknya membuat partisi dengan kapasitas volume yang besar pula. Apabila perlu pemisahan data yang beragam bisa membuat partisi dengan jumlah yang lebih bermanfaat dan selamat mencoba..Baca juga artikel terkait Ini Bedanya HDD dan SSD & Jenis-Jenis SSD6 Cara Mengoptimasi SSD Pada Laptop Windows 10Perbandingan, Kelebihan, serta Kekurangan Skema Partisi MBR dan GPT WPW6o.