Aturantable manner ini memang berasal dari budaya barat seperti Amerika dan Prancis. Sebagai orang Indonesia tentu cara makan kita berbeda, namun dengan adanya aturan tersebut pastinya kita jadi bisa mengenal dan belajar tata cara makan yang baik dan benar seperti apa. Macam-Macam Peralatan Table MannerTiga tahun tinggal di Eropa dengan keluarga angkat, saya jadi paham bagaimana elegan dan intimnya cara makan mereka. Bagi para keluarga ini, meja makan tidak hanya tempat untuk menyantap makanan, tapi juga ajang bertukar informasi para anggota keluarga dan pembelajaran bagi anak-anak mereka. Selain table manner, orang Eropa juga sangat perhatian terhadap nilai gizi yang terkandung di suatu makanan hingga hanya makan makanan berkualitas tinggi. Berbeda dengan orang Indonesia yang menjadikan meja makan hanya sebagai tempat menaruh makanan, membuka tudung saji saat akan disantap, lalu pergi ke ruang nonton sambil makan. Selama tinggal dengan banyak macam keluarga angkat, tidak hanya nilai gizi yang saya pelajari dari mereka, tapi juga kebiasaan makan orang Eropa yang sebenarnya sangat sederhana dan tidak berlebihan. Dari kebiasaan makan mereka ini juga, saya bisa menyimpulkan mengapa orang-orang di benua ini awet tua alias tetap sehat menginjak usia di atas 70-an. Kuncinya, pola makan yang Mulailah dengan yang manis Jangan bayangkan bubur ayam, nasi goreng, nasi uduk plus oseng tempe, ataupun mie kuah, ada di meja makan orang Eropa saat sarapan. Karena nyatanya, mereka tidak ada waktu membuat semua makanan itu di pagi hari. Sarapan di Eropa termasuk mudah dan paling lama hanya 15 menit. Selain roti, sereal, ataupun yoghurt, banyak juga keluarga angkat saya yang menambahkan telur, sosis, atau salami di menu sarapan mereka. Di negara Nordik, para anak dan orang dewasa juga suka sekali menyantap oatmeal atau mereka menyebutnya bubur saat sarapan. Lucunya, sarapan di Eropa selalu dimulai dengan sesuatu yang manis-manis, seperti susu, kopi, teh, jus, cokelat, buah-buahan segar, ataupun selai buah. Sewaktu jalan-jalan ke Italia, saya dan seorang teman mampir ke kedai kopi yang sudah buka jam 6 pagi. Betul saja, dibandingkan menemukan sandwich yang mengenyangkan, kami hanya melihat orang kanan kiri menyantap brioche atau roti manis ditemani secangkir espresso. 2. You can only be king once Ada sebuah pepatah diet mengatakan, "breakfast like a king, lunch like a prince, and dine like a pauper." Di Eropa, prinsip ini justru malah kebalikannya. Orang Eropa cenderung makan sangat sedikit di pagi hari dan menyantap makanan berat saat malam. Tidak seperti di Indonesia yang selalu menyajikan nasi panas dari pagi ke malam hari plus lauk berminyak nan mengenyangkan, orang Eropa 'hanya boleh' menyantap masakan hangat sekali dalam sehari. Bisa saat makan siang ataupun makan malam. Kalau sarapan selalu dimulai dengan yang manis, siang hari menu diganti dengan makanan yang asin seperti sandwich ataupun salad. Malam hari, salah satu anggota keluarga biasanya masak dan menyiapkan sesuatu yang lebih berat seperti steak, nasi, pasta, burger, ataupun pizza. Bagi orang Eropa, dinner menjadi sangat penting bagi tubuh mereka setelah lelah beraktifitas di luar. Makanya demi memanjakan si tubuh, makan malam biasanya dibuat lebih komplit dan berat ketimbang dua waktu lainnya. Hebatnya lagi, orang Eropa sudah terbiasa menyantap makanan fresh from the oven setiap hari meskipun harus repot memasak dulu. Ide tentang menyimpan makanan lalu besoknya dimakan kembali biasanya hanya bertahan selama satu hari, lalu sisanya dibuang. 3. Snacking is not so chic Sejujurnya, saya jarang sekali menemukan orang yang suka ngemil di Eropa. Apalagi ngemil kue-kue manis ataupun chiki sambil nonton tv. But, of course, they do eat chips! Konsep ngemil ini pun biasanya hanya dijadikan disiplin saat hari kerja. Di akhir pekan, orang Eropa biasanya lebih relaxed memanjakan lidah dengan sesuatu yang manis seperti cokelat ataupun permen. Ngemil pun sebenarnya dipandang tidak elegan oleh orang Prancis. Selain mengandung lemak dan kolesterol tinggi, tentu saja mereka sangat membatasi asupan snack yang dimakan untuk menjaga tubuh agar selalu tetap ramping dan sehat. Orang tua Eropa juga sangat membatasi anaknya untuk tidak sembarangan makan snack di luar jam makan besar. Kuantitas ngemil harus dihitung agar anak tidak ketagihan. Kebiasaan mendisiplinkan anak seperti ini awalnya saya rasa terlalu "jahat" sampai harus membatasi apa yang anak ingin makan. Tapi lama-kelamaan, saya mengerti, kalau anak terus-terusan diberi makanan manis tanpa dikontrol, mereka akan sangat mudah obesitas dan manja ingin minta lagi dan lagi. Dibandingkan ngemil keripik kentang, orang Eropa lebih suka mengunyah biskuit buah-buahan, muesli bar, ataupun kue beras. Kalau pun belum kenyang, mereka juga biasanya menyajikan dessert yang wajib ada setelah makan malam. Jenis dessert pun kebanyakan sehat, seperti yoghurt plus berries, sepotong kecil fruit cake, atau berbagai jenis keju berkualitas tinggi. Lalu bayangkan di Indonesia, betapa gurih dan nikmatnya ngemil bakso saat hujan, pempek dengan cuko pedas-pedas, ataupun martabak manis penggugah selera. Uuups, belum kenyang, lanjut Nasi Padang! 4. Makanlah pada tempatnya Saya akui, kedisplinan orang Eropa di meja makan harus diacungi jempol. Lapar tidak lapar, kalau waktunya memang sedang makan bersama, semua anggota keluarga wajib berkumpul di meja. Tradisi seperti ini hebatnya bisa saya rasakan setiap hari sewaktu tinggal di Belgia. Di Indonesia, momen makan bersama keluarga sangat sulit saya dapatkan kecuali di bulan Ramadhan. Saat buka puasa pun, kadang beberapa anggota keluarga ada yang sengaja memisahkan diri agar bisa nonton tv. Padahal makan bersama seperti ini adalah waktu yang paling tepat bertukar cerita dengan anggota keluarga hingga menguatkan rasa kebersamaan. Satu lagi yang menarik soal betapa hebatnya fungsi meja makan. Para anak-anak balita di Eropa dibiasakan sudah mandiri di meja makan mereka sendiri tanpa harus dipangku orang tua. Saat usia mulai satu bulan, para host kids saya sudah 'ikut makan' bersama keluarga di meja. Menginjak satu tahun, kursi khusus pun dipersiapkan di samping kursi orang tuanya. Lalu di usia 2 tahun, saya sudah bebas tugas membantu menyuapi anak-anak ini, karena nyatanya mereka sudah bisa makan sendiri. 5. No phone allowed Jujur saja, saya sangat benci melihat ada ponsel di meja makan. Meskipun sedang makan sendiri di restoran, saya berusaha terlihat cuek dengan keberadaan ponsel tanpa takut mati gaya. Orang Eropa sangat menikmati waktu kebersamaan di meja makan hingga bisa saja mengobrol begitu lamanya. Keberadaan ponsel memang tidak jauh dari mereka tapi selalu absen saat makan malam. Sangat tidak sopan sibuk dengan ponsel masing-masing ketika semua anggota keluarga sedang menyantap hidangan. Kembali ke Indonesia, entah kenapa, saya selalu melihat meja makan orang di restoran dipenuhi dengan ponsel. Belum lagi ide mencuri WiFi gratisan yang alih-alihnya dipakai untuk upload foto sebelum atau setelah makan. Puncak asiknya adalah saat selesai makan, lalu semua orang seperti terburu-buru mengeluarkan ponsel dan sibuk melihat apa yang terjadi di sosial media. Satu kali, host mom saya di Denmark, pernah mengangkat telpon dari seseorang di jam makan malam. Mungkin karena keasikkan, si ibu sampai tidak terlalu memperhatikan anak kembarnya yang memang sedang sakit lalu muntah-muntah. Bukannya langsung sigap dengan si kembar, si ibu masih asik saja mengobrol dengan orang di seberang telpon. Host dad saya akhirnya langsung sigap mengangkat si kembar dari kursi dan marah-marah ke si istri karena bisa-bisanya masih sibuk dengan hal lain. Sehabis dari kejadian itu, saya tidak pernah lagi melihat si ibu memegang ponsel ketika jam makan malam. 6. Rumput tetangga memang lebih hijau Pertama kali ke Denmark dan ikut masak dengan host dad, saya sebenarnya heran sekaligus bosan selalu kebagian tugas memotong sayuran segar untuk dibuat salad. Tidak hanya sekali dua kali, tapi setiap hari! Sampai-sampai saya pernah menyindir mereka, "you always eat salad." Si bapak yang memang lebih cerewet, bertanya kepada saya jenis sayuran apa saja yang biasa orang makan di Indonesia. "We never eat raw veggies, only the overcooked ones," kata saya. Semakin lama tinggal dengan mereka dan ikut komunitas vegan, akhirnya saya paham bahwa orang Eropa memang tidak pernah lepas dari sayuran segar sebagai pelengkap makan. Dibandingkan dengan sayuran layu yang ada pada menu makanan orang Indonesia, orang Eropa lebih banyak mendapatkan vitamin dari sayuran mentah sebagai salad. Ibarat sambal bagi orang Indonesia, kehadiran sayuran di tiap menu makanan menjadi hal wajib bagi orang Eropa. Di Belgia, host kids saya termasuk yang sangat pilih-pilih makanan dan sayuran. Jenis sayuran pun hanya terbatas ke kembang kol, wortel, ataupun brokoli yang di-steam. Sementara di Denmark, host mom saya sudah membiasakan anak-anaknya diberi wortel, kacang polong rebus, ataupun jagung sejak usia 2 tahun. Meskipun tak semua anak mau makan sayuran, tapi semua orang tua mereka percaya bahwa menghadirkan sayuran di piring sejak dini bisa perlahan menumbuhkan awareness mereka saat beranjak besar. 7. Always obey the rules! Selain kebiasaan makan di atas, saya juga sangat menyukai pelajaran table manner sederhana yang saya lihat dari keluarga Eropa. Contohnya dengan mengajarkan anak memegang pisau di sebelah kiri dan garpu di sebelah kanan. Saya kesulitan makan dengan tangan kiri, akhirnya jadi terbiasa memegang garpu di sebelah kanan. Para anggota keluarga pun dilarang meninggalkan meja makan duluan jika anggota keluarga lainnya masih ada yang makan, kecuali sedang ada hal penting yang harus segera dilakukan. Anak-anak yang rewel dan tidak ingin makan di meja, selalu didisiplinkan terlebih dahulu untuk bersikap well-mannered di meja makan. Saat ada pesta besar pun, makanan yang sudah disajikan di atas meja sepatutnya dihabiskan agar tidak mubazir. Jadi bagi yang masih lapar, sungguh dipersilakan kembali mengisi piring mereka dengan makanan yang masih ada. Tenang saja, tidak akan ada yang menyindir berapa kalori yang sudah dimakan. Jadi, tidak perlu malu jika ingin menambah. Karena begitu tegasnya pelajaran tentang kedisplinan dan kebersamaan ini lah, makanya kebiasaan makan ini tetap kuat di segala generasi. Seorang teman saya, Michi, wajib sekali makan tiga kali—tapi tidak lebih—sehari karena memang seperti itulah normalnya bagi dia. Bunny, cowok Denmark yang saya kenal, meskipun bangun tidur jam 5 sore, dia tetap memulai hari dengan makan oatmeal layaknya di pagi hari. Jadi, kalau kita mengatakan bahwa orang Eropa cenderung individualis dan tidak terlalu family minded, sebenarnya salah juga. Orang Eropa justru sangat relaxed hingga betah berlama-lama mengobrol sekalian menikmati momen kebersamaan. Tidak hanya diajarkan untuk menikmati makanan, ada juga ungkapan-ungkapan dalam bahasa lain, contohnya Denmark, seperti "Tak for mad terima kasih atas makanan yang sudah dibuat" yang diucapkan setelah makan untuk menghargai jasa si pembuat makanan. Simakkunci jawaban tema 2 kelas 5 halaman 88 yang ditujukan untuk membantu orang tua mengoreksi jawaban saat anak belajar di rumah.. Berikut Kunci jawaban tema 2 kelas 5 halaman 88. Bagaimana cara menanggapi pendapat orang lain yang tidak kita setujui? Jawaban: Bila kita tidak setuju pendapat orang lain makan boleh menanggapinya, tetapi dengan cara yang sopan agar tidak menimbulkan permasalahan. Etika makan atau Table Manners adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar. Jika mampu menunjukkan sopan santun di meja makan, sebenarnya secara tidak langsung menunjukkan kualitas pergaulan, intelektualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika makan tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia anak dan remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan yang baik maka merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan dibentuk secara instan maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak luwes. Bila seseorang diundang di sebuah restoran terkenal atau jamuan makan malam resmi dengan meja makan yang sudah di setting sedemikian rupa harus mengikuti aturan etika makan yang baik. Beberapa etika umum yang harus dilakukan adalah 1. Bila pelayan tidak memberikan anda duduk, Duduk dan tariklah bangku dengan dua tangan. 2. Bukalah serbet atau napkin dengan wajar taruh di pangkuan anda 3. Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu lama. Segera menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan mempersilakan anda mencicipi menu pembuka atau Appetizer. Jamuan formal terdiri dari beberapa menu Hidangan Pembuka Appetizer Sebelum hidangan pembuka disajikan biasanya diatas meja disediakan roti sebagai panganan, anda bisa makan roti ini dengan tangan. Hidangan pembuka biasanya juga terdiri dari dua macam, Hot Appetizer dan Cold Appetizer. Hot Appetizer biasanya Sup. Aduklah sup itu perlahan, jangan dipangku ditangan anda, biarkan tetap diatas meja. Jangan sekali-kali meniup sup. Gunakan sendok sup yang sudah disediakan, biasanya lebih kecil. Kalau Cold Appetizer bisa berupa salad, ambil garpu di tangan kiri dan pisau di tangan kanan, sekali lagi pilihlah alat makan yang disediakan, biasanya lebih kecil dari alat makan hidangan utama. Janagn ragu-ragu mengelap mulut anda bila ada sisa makanan disana. Jangan mengelap dengan satu tangan. Hidangan Utama Main Course Bila hidangan utama sudah tiba, jangan salah kalau anda sedang diundang jamuan makan ala internasional, umumnya ada dua cara menyantap hidangan utama. Hidangan utama sering berupa daging, steik atau sea food. Bila menggunakan ala Amerika biasanya daging dipotong lebih dahulu baru disantap menggunakan sendok dengan tangan kanan. Cara Eropa lain lagi, biasanya langsung dipotong dengan pisau di tangan kanan lalau memakan dengan garpu di tangan kiri. Hidangan Penutup Dessert Puas menyantap hidangan utama, saatnya anda menikmati hidangan penutup. Hidangan penutup umumnya berupa makanan atau minuman dingin, seperti cocktail, ice cream atau jus. Jangan makan hidangan penutup langsung setelah anda menghabiskan makanan utama. Berilah waktu untuk perut anda. Setelah dirasa cukup dan hidangan penutup sudah siap, amkaan anda bisa menyantapnya. Bila hidangan pentup anda berupa minuman yang ada hiasan diatasnya. Makanlah hiasannya atau sisihakan terlebih dahulu. Baru minum isinya. Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan dasar yang terdapat di setiap etika makan, yaitu Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan Berbicara dengan volume suara yang rendah Tutupi mulut saat batuk atau bersin Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk Jangan bersendekap di meja makan Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan Jangan berbicara melalui telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat anda benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali. Jangan menimbulkan suara saat memakan sup Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan bahwa anda telah selesai makan. Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan Tawarkan ke orang di sebelah anda saat anda akan menuangkan minuman ke gelas anda Sisakan makanan sedikit bila anda tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan makanan Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan anda kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara formal. Jangan lupakan satu hal yang umum, jangan lupa untuk selalu mengatakan tolong’ dan terima kasih’ setiap kali anda meminta bantuan Tata Letak dan Etiket umum A. Serbet B. Piring utama C. Mangkok sop dan tatakannya D. Piring roti dan mentega dengan pisau roti E. Gelas air F. Anggur putih G. Anggur merah H. Garpu ikan I. Garpu utama J. Garpu salad K. Pisau utama L. Pisau ikan M. Sendok sop N. Sendok makanan pencuci mulut dan garpu kue Perhatikan bahwa posisi garpu salad J disarankan untuk diletakkan disebelah kiri garpu utama I. Bagaimanapun juga untuk jamuan resmi garpu utama digunakan sebelum garpu salad, karena itu sebaiknya para tamu menunggu hidangan utamanya sebelum mengambil salad. Apa yang harus dilakukan Kapan memulai makan Tidak sesuia dengan nasehat orang tua, para pakar etiket malah menganjurkan untuk memulai makan tanpa harus selalu menunggu orang lain – mulailah makan saat makanan hangat disajikan. Untuk makanan dingin atau buffets, tunggulah hingga tuan rumah mempersilakan makan, dan tunggu pula hingga tamu utamanya mulai mengambil makanan. Makanan yang dapat dipegang dengan tangan Roti break slices of bread, rolls and muffins in half or into small pieces by hand before buttering. Daging jika potongan dagingnya tebal, makanlah dengan menggunakan pisau dan garpu. Jika garing, pecahkan dengan garpu dan makanlah dengan tangan. Makan dengan tangan Ikuti pedoman tuan rumah. Jika makanan tersebut disajikan dalam piring, ambil dan letakkan pada piring anda sebelum memakannya. Makanan yang biasanya langsung dimakan dengan tangan jagung pada ikan tongkol, tulang iga, lobster, kepiting dan tiram dengan cangkang terbuka, sayapayam dan tulang untuk situasi tidak resmi, sandwiches, beberapa jenis buah tertentu, buah zaitun, seledri, roti dan kue kering. Membuang makanan yang terselip dari mulut 1. Serpihan buah zaitun keluarkan dengan hati-hati ke telapak tangan sebelum membuangnya ke piring. 2. Tulang ayam gunakan garpu untuk membuang ke piring. 3. Duri ikan buanglah dengan jari. 4. Bagian yang lebih besar tulang atau makanan yang tidak ingin anda makan keluarkan dengan hati-hati dan tersembunyi ke dalam serbet makan hingga tidak diketahui orang lain. Tata cara untuk minum MUG gelas agak besar tanpa kaki yang digunakan untuk minum kopi, teh atau minuman panas lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi. Tatakan biasanya disertakan untuk meletakkan sendok kecil, bahkan kadang tidak disediakan sama sekali. Bila disertai tatakan/lepek, biasanya sendok diletakkan dengan posisi menghadap ke bawah atau di sisi piring mentega atau piring makan. Jangan lupa mengeluarkan sendok dari mug pada waktu akan minum. Letakkan teh celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air panas pada piring alas/tatakan cangkir. Sebelum mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan sendok pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai mengaduk minuman. Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya. Bila kopi atau teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak memungkinkan, gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini untuk menghidari tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda. Jika disuguhi minuman dengan gelas yang biasa digunakan untuk anggur merah, pegang kaki gelas. Untuk anggur putih, pegang badan gelas untuk menjaga kedinginan minuman tersebut. Bila di gelas minuman terdapat hiasan buah seperti stroberi, ceri, dan lainnya tapi Anda tidak ingin memakannya, boleh disingkirkan. Sebaiknya jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar cepat dingin, Anda bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu sampai panasnya berkurang. Tugas anda 1. Buat skema tata letak peralatan makan ala barat seperti yang diminta di atas, jika anda diharuskan mempersiapkan table nya 2. menurur anda, mengapa penting kita mengetahui, dan mampu melakukan tata cara makan sesuai etiket di atas? Jika ada pertanyaan bisa diajukan via email atau langsusngvia blog ini Tugas dikumpulkan pada hari Senin 3 Juni 2013, paling lambat pukul Selamat mengerjakan Liputan6com, Jakarta - Kebiasaan sehari-hari dapat mencerminkan sifat yang dimiliki seseorang. Salah satunya soal makan.. Dilansir dari Divine Caroline, Selasa (13/11/2018), cara seseorang makan bisa menunjukkan bagaimana kepribadiannya.Menurut pendapat Juliet A. Boghossian, seorang penggagas foodology mengungkapkan, cara seseorang makan, ternyata memiliki kaitan dengan kepribadian. Setiap negara memiliki ciri khas tersendiri untuk menunjukkan jati diri dari negara tersebut. Dimana ciri khas ini ditunjukkan dari kebudayaan yang lahir, misalnya cara berpakaian, cara makan, dan banyak kebiasaan-kebiasaan yang tercipta. Tak terkecuali dengan negara China. Uniknya, China memiliki ciri kebiasaan tersendiri yang berhasil bikin melongo negara barat. Pasalnya, kebiasaan orang China ini terdengar aneh dan tak terjadi di negara barat. Mulai dari cara memakai sepatu hingga peralatan makan yang biasa digunakan, kebiasaannya terdengar aneh bagi negara barat. Lalu apakah aneh untuk orang Indonesia? Mari dilihat bersama-sama, seaneh apa sih kebiasaan di China sampai orang barat melongo melihat dan mendengarnya. Baca juga 10 Peraturan Aneh di Dunia tapi Memiliki Banyak Manfaat 1. Sebuah standar kecantikan yang cukup ekstrim karena bisa menyebabkan kaki patah, tradisi kaki terikat ini sudah ada sejak akhir abad ke-13 foto breakpoint 2. Saat memberi teh atau hadiah, bersiaplah untuk menerima penolakan pada penawaran pertama karena penolakan pertama berarti kerendahaan hati foto chinalocaltours 3. Jika naik lift jangan heran jika tak ada angka 4 di tombolnya karena angka 4 berarti kesialan, menyerupai kata kematian foto elevation 4. Apapun perayaannya, hadiah amplop selalu berwarna merah. Hal ini dikarenakan warna tersebut berarti keberuntungan dan mengusir roh jahat foto marketing 5. Walaupun daging anjing juga dikonsumsi, tapi memelihara anjing juga menjadi simbol status bagi warga di China foto petfoodindustry 6. Tak hanya orang hidup, orang yang sudah meninggal juga masih diperkenankan untuk menikah dengan prosesi tertentu foto shrineodreams 7. Lain halnya dengan orang barat, peralatan makan di China cukup gunakan sumpit untuk segala jenis makanan foto pexels/catscoming 8. Tak ingin kulit wajah berubah warna, facekini dipakai saat belibur ke pantai untuk melindungi wajah agar tetap putih foto bamboocyberschool 9. Negara barat biasanya mengonsumsi air panas dengan lemon, tapi kalau di China cukup air putih mendidih untuk menyehatkan badan foto pexels/clemonojeghuo 10. Jika ada yang berpakaian serba putih jangan heran dulu ya, itu berarti ada berita duka karena ada yang meninggal foto pinterest Baca juga Menegangkan, 10 Tempat Wisata Alam Berbahaya untuk Turis Walaupun sedikit berbeda dengan negara lain, tapi patutlah dihargai karena setiap negara memiliki kebudayaannya masing-masing. Menurutmu yang paling aneh yang mana nih? Berikutadalah beberapa tip teratas tentang cara makan seperti orang Turki, pertahankan bentuk Anda dan nikmati setiap gigitan! Ritual makan Bagi orang Turki, setiap makanan dianggap berharga, sementara di restoran, bahkan di rumah meja akan diatur dengan benar untuk setiap makan dan olesan mewah akan disajikan, yang akan mencakup hidangan
Dapur Rasa Campak-Campak Jadi
DalamEtika Makan Barat terdapat beberapa makanan yang dihidangkan, yaitu sebagai berikut: Hidangan Makanan khas Barat. 1. Bread (Roti), contohnya Soft Roll with Butter. 2. Appetizer (Hidangan Pembuka), contohnya Bruscheta Romana. 3. Soup (sup), contohnya Tomato Cream Soup. 4.
Sunda adalah salah satu suku di tanah air yang sebagian besar warganya menempati wilayah Jawa Barat. Masyarakat Sunda dikenal sangat menjaga tradisi dan budaya dari nenek moyang. Hal itu dapat dilihat dari berbagai pantangan, serta tradisi unik yang masih tetap dijalankan di tengah lingkungan masyarakat tanah Pasundan. Nah, setelah sebelumnya kita membahas kebiasaan unik orang Sunda. Kali ini Keluyuran akan mengulas kebiasaan makan suku ini yang jarang diketahui oleh orang lain. Seperti apa itu? Simak ulasannya berikut ini ya! Baca juga Kebiasaan Unik Orang Sunda 1. Menyukai ikan asin Ikan asin adalah salah satu olahan ikan favorit masyarakat Sunda. Jenis hidangan ini berasal dari pesisir pantai. Ikan asin sendiri merupakan olahan ikan yang telah melalui proses pengawetan dengan menggunakan garam. Pada umumnya, ikan asin mampu bertahan lama, bahkan hingga berbulan-bulan. Jenis ikan asin yang kerap dikonsumsi masyarakat Sunda cukup beragam mulai dari ikan peda, jambal roti, cucut, Aasin sepat, dan gabus. Masyarakat Sunda biasa menyantap ikan asin dengan nasi panas, sambal, dan lalapan. Meski hidangan tersebut terbilang sederhana, tetapi sebagian besar masyarakat Sunda sangat menyukai hidangan khas tersebut. Bahkan di setiap restoran Sunda, ikan asin kerap dijadikan sebagai salah satu menu wajib yang harus ada 2. Jengkol dan petai makanan favorit Selain ikan asin, orang Sunda juga terkenal sangat suka dengan Jengkol dan Petai. Jengkol dan petai merupakan jenis tumbuhan polong-polongan yang memiliki aroma khas. Kedua jenis sayuran ini umumnya disajikan mentah atau diolah menjadi hidangan berbumbu. Jengkol dan petai dikenal memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik bagi tubuh. Sebagian masyarakat yang ada di tanah air memang tidak terlalu menyukai kedua jenis sayuran ini. Mengingat aroma kedua sayuran ini yang tidak sedap, dan dapat mempengaruhi bau pada air seni. Meski demikian, masyarakat Sunda sendiri dikenal sangat menyukai jenis sayuran ini. Selain kerap dijadikan sebagai lalapan, jengkol dan petai juga bisa diolah menjadi menu lezat. 3. Suka makan bersama Salah satu kebiasaan makan orang Sunda yang masih terjaga hingga saat ini adalah makan bersama. Masyarakat Sunda menyebut kebiasaan tersebut dengan istilah 'Botram', yang merujuk pada tradisi berkumpul dan makan bersama. Ada pula istilah 'Munggahan', yaitu kegiatan makan bersama yang dilakukan saat menjelang hari raya. Biasanya masyarakat Sunda akan mengundang keluarga, kerabat, atau tetangga untuk menikmati hidangan bersama. Selain dapat mempererat tali silaturahmi, kegiatan tersebut biasanya diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas segala kenikmatan yang telah Tuhan berikan. Salah satu makan bersama orang Sunda yang cukup populer di tanah air adalah 'Ngaliwet'. 4. Suka lalapan mentah Lalapan adalah berbagai jenis sayuran mentah, yang kerap disajikan sebagai menu pelengkap masyarakat Sunda. Pada umumnya lalapan disajikan dengan sambel. Jenis sayuran yang biasa digunakan cukup beragam, mulai dari timun, kol, selada, terong hijau, leunca, daun kemangi, jengkol, pete, pare, tomat, daun pepaya dan masih banyak lagi. Kebiasaan masyarakat mengonsumsi lalapan memang tidak terlepas dari budaya, tradisi, karakter masyarakat dan keadaan alam tanah Sunda. Seperti kita ketahui, wilayah di Jawa Barat terkenal dengan daerah yang dikelilingi pegunungan yang subur. Hal itulah yang membuat berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan sangat baik. 5. Kuat makan pedas Orang Sunda cenderung lebih suka masakan dengan cita rasa pedas. Masyarakat Sunda biasa menggunakan cabe rawit sebagai salah satu condiment dalam masakannya. Masyarakat Sunda sendiri dikenal memiliki berbagai jenis sambal dengan cita rasa berbeda. Meski demikian, hampir sebagian besar rasa yang dihasilkan memiliki tingkat kepedasan yang kuat. Hal tersebut karena bahan baku yang digunakan serta cara pengolahannya yang fresh. Pada umumnya masyarakat Sunda menggunakan banyak cabe rawit.